Kenapa harus selalu ada kata yang tidak bisa disaring menjadi tutur yang lebih halus dan enak di dengar????
kenapa selalu saja menyamakan antara nafsu dengan pengorbanan.???
harus kah ada terhina baru semua menjadi puas????
haruskan ada bentakkan untuk merasa terlampiaskan???
atau justru harus ada yang mati hingga semua kembali normal????
memang selama ini Q hanya bisa merepotkan, selama ini Q hanya meminta, dan terus meminta.
jika semua karena Q salah, Q akan terima Q salah. asalkan ada orang yang bilang dengan cara yang lebih halus, cara yang bukan dikatakan seorang sopir atau preman di pasar.
Q masih bisa mengerti arti kata "tidak", Q juga mengerti jika kata "jangan" dengan tutur yang halus, yang seperti seorang saudara berkata kepada saudara nya yang lebih kecil.
Rasanya tak dapat Q pungkiri, Q hanya menyusahkan, Q mungkin tak sekotor sampah di jalanan, karena Q masih punya etika dan moral yang setara dengan manusia yang lain.
sampai kapan Q harus mengalah???
sampai kapan Q harus terpojokkan????
sampai kapan Q harus diam????
Apakah ini sebuah balas dendam ketidakmampuan diri dalam menyelesaikan permasalahan???
atau ini hanya katarsis diri yang suntuk dengan keadaan????
Q benci akan keadaan ini, Q benci dengan kesombongan, Q benci dengan ketidak adilan, dan yang paling Q benci adalah sampah dan omongan kasar yang tak patut di ucapkan oleh seorang yang berpendidikan dan bermoral.
sakit ini, masih Q rasakan hinggan kini, meski sedikit demi sedikit selalu Q coba menghibur diri dengan rutinitas dan kawan2.
tapi keadaan ini selalu berulang dan selalu bertambah menjadi sebuah bom yang siap meledak kapan saja tanpa Q siap menghadapinya......
Ya Allah, Q mohon hentikan semua ini....
berikan Q titik terang dan jalan tuk mengakhiri semua ini.....
karena bosan Q dan sabar Q sudah semakin tak bisa Q tahan....
Q takut, semua menjadi salah faham, dan Q benci dengan semua ini.......
kenapa selalu saja menyamakan antara nafsu dengan pengorbanan.???
harus kah ada terhina baru semua menjadi puas????
haruskan ada bentakkan untuk merasa terlampiaskan???
atau justru harus ada yang mati hingga semua kembali normal????
memang selama ini Q hanya bisa merepotkan, selama ini Q hanya meminta, dan terus meminta.
jika semua karena Q salah, Q akan terima Q salah. asalkan ada orang yang bilang dengan cara yang lebih halus, cara yang bukan dikatakan seorang sopir atau preman di pasar.
Q masih bisa mengerti arti kata "tidak", Q juga mengerti jika kata "jangan" dengan tutur yang halus, yang seperti seorang saudara berkata kepada saudara nya yang lebih kecil.
Rasanya tak dapat Q pungkiri, Q hanya menyusahkan, Q mungkin tak sekotor sampah di jalanan, karena Q masih punya etika dan moral yang setara dengan manusia yang lain.
sampai kapan Q harus mengalah???
sampai kapan Q harus terpojokkan????
sampai kapan Q harus diam????
Apakah ini sebuah balas dendam ketidakmampuan diri dalam menyelesaikan permasalahan???
atau ini hanya katarsis diri yang suntuk dengan keadaan????
Q benci akan keadaan ini, Q benci dengan kesombongan, Q benci dengan ketidak adilan, dan yang paling Q benci adalah sampah dan omongan kasar yang tak patut di ucapkan oleh seorang yang berpendidikan dan bermoral.
sakit ini, masih Q rasakan hinggan kini, meski sedikit demi sedikit selalu Q coba menghibur diri dengan rutinitas dan kawan2.
tapi keadaan ini selalu berulang dan selalu bertambah menjadi sebuah bom yang siap meledak kapan saja tanpa Q siap menghadapinya......
Ya Allah, Q mohon hentikan semua ini....
berikan Q titik terang dan jalan tuk mengakhiri semua ini.....
karena bosan Q dan sabar Q sudah semakin tak bisa Q tahan....
Q takut, semua menjadi salah faham, dan Q benci dengan semua ini.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar